Monday, August 4, 2025

Dua hari menempati rumah baru, rasanya pengin juga jalan-jalan keluar untuk sekadar cuci mata dan belanja sedikit kebutuhan dapur. Walaupun sebenarnya stok bahan makanan masih ada di kulkas, tapi yang namanya emak-emak bosan rasanya jika tidak ketemu keramaian pasar sehari saja.

“Ayolah, mumpung masih pagi.” Ayahnya anak-anak pun bergerak menyiapkan mobil di garasi, lalu kami menyusul turun dengan mata menyipit diterpa keringnya udara musim panas.

Suhu di luar mulai mendekati angka empat puluh derajat celcius padahal waktu baru menunjukkan pukul sepuluh pagi. Rasanya seperti keluar rumah lalu disambut oven yang lagi preheat.

Kami menuju supermarket terdekat yang lumayan besar, Lulu Hypermarket. Sesampainya di sana, udara sejuk menyambut dengan ramah. Ada banyak stand yang kami lewati, dari toko perhiasan, skincare, jajanan, parfum, produk herbal dan lain-lain. Dari semua itu ada satu stand didominasi warna hijau muda dan putih yang menarik perhatian bertuliskan Donor Organ.

Saya dan anak-anak pun sempat tercengang. “Itu beneran, Bun? Hati, ginjal, jantung, ....” Belum selesai Si Sulung bertanya, ayahnya sudah menimpali. “Iya, beneran.” 

Si Adik yang ternyata menyimak pun langsung tertawa entah karena lucu atau ngeri. Saya pun ikut nyengir. Sedikit bergidik dan penasaran, adakah calon pendonor yang sudah mendaftar? Apa yang mereka bayangkan ketika baru masuk supermarket langsung disambut ajakan menyumbang organ tubuh?

Meskipun awalnya bikin merinding tipis, saya salut. Edukasi semacam itu disampaikan dengan cara elegan dan terbuka. Harus diakui Qatar memang serius dalam urusan kesehatan dan kemanusiaan. Tapi tetap saja ... rasanya lucu dan absurd kalau baru niat beli sayur dan buah, eh tiba-tiba diajak mikir soal donor ginjal, jantung, dan lain sebagainya.

Setelah melewati stand Donor Organ yang menggugah jiwa, kami naik ke lantai dua untuk melihat-lihat. Disana dipenuhi dengan produk rumah tangga, peralatan olahraga, dan juga pernak-pernik. Kami mengambil handuk, lap dapur, dan jam dinding. Lalu melanjutkan berbelanja di area lantai dasar.

Begitu melewati lorong-lorong produk, anak-anak langsung bergegas ke arah permen dan coklat. Berbagai penganan coklat dari ukuran kecil hingga jumbo ada disana. Tak ketinggalan aneka coklat Dubai pun ikut meramaikan.

Sejujurnya hamparan coklat itu membuat perasaan saya sebagai seorang pecinta coklat menggebu-gebu untuk memasukkan semuanya ke dalam keranjang. Belum lagi bagian susu dan es krim seolah ikut memanggil-manggil, “Ayo, cepat, bawalah kami juga.”

Freezer es krim berjejer panjang dengan aneka merek dan bentuk yang bikin anak-anak semakin bersemangat.

“Bun, mau yang rasa marsmelow,” kata Si Bungsu. Disusul kakaknya yang tidak mau kalah, “yang ini ya, Bun,” ucapnya sambil memegang sekotak es krim rasa mangga. 

Saya pun ikut antusias, sambil mengingatkan mereka untuk tidak berlebihan. “Ambil satu-satu ya. Kalau mau dapat banyak, cari yang diskon.”  Kalau saja tidak ingat kalau kurs Qatari Riyal sudah hampir menyentuh angka lima ribu rupiah, mungkin saya akan kalap juga.  


Apalagi saat melihat deretan buah dan sayuran yang ukurannya luar biasa besar. Lemon segede bola tenis, wortel yang panjangnya melebihi tempat sendok, terong yang sebesar dua genggaman tangan, bawang merah dan bombay yang bisa dipeluk, bawang daun yang besar dan panjangnya seukuran sapu lidi, dan masih banyak lagi.

Saya sempat menatap semangka jumbo sambil mikir, “Ini kalau dibelah, bisa buat se-RT kali ya.”

Tak hanya ukurannya yang bikin takjub, tapi juga jenis-jenis buah dan sayur yang belum pernah saya temui sebelumnya. Ada soubbar alias buah kaktus (yang akan kami ceritakan di episode selanjutnya karena bikin trauma), terong putih, dan daun-daunan lokal dengan nama Arab yang bikin saya ragu. "Ini buat dimakan, direbus, atau dijadikan hiasan?"

Sampai di meja kasir, suara azan zuhur berkumandang memenuhi seluruh ruangan, menandakan waktunya harus segera pulang. Troli kami pun sudah penuh dengan berbagai macam sayur, buah, dan aneka penganan.

Sebelum kembali ke parkiran, kami menutup acara belanja hari itu dengan memesan tiga cangkir karak panas dan beberapa potong samosa hangat yang lezat. 


Qatar, 3 Agustus 2025

Silvie's Notes . 2019 Copyright. All rights reserved || Kontak Kami : silvia.destriani@gmail.com.